Saya dan Arsitektur
waktu saya masih duduk dikelas 12 madrasah, saya bingung mau ngelanjutin dimana dan ambil prodi apa, dan saya mendapat masukan masukan dari orang tua, dari kakak, dan juga dari teman. dulunya saya tertarik menjadi polisi, dan setelah saya mendengar bahwa saya terkena sumpah kakek saya, yang waktu itu melakoni perang 5 hari semarang, mungkin tersugesti atau tidak, ini sudah terjadi pada dengan kakak saya yang pada waktu itu mendapat calon suami seorang prajurit TNI, dan itu gagal. dan saya teringan sumpah kakek saya "anak cucuku jangan sampai menjalankan hidup seperti saya" (dalam bhs indonesia). Dari ayah saya, saya diberi masukan untuk melanjutkan di teknik sipil, dan dari kaka saya, saya di beri masukan untuk ambil jurusan gedung dan pwk. mungkin dari saran saran itu saling berkaitan.
ujian nasional semakin dekat dan dengan emosi anak muda, waktu SBMPTN saya memilih PWK UNDIP 2 kali sama yang ke 3 saya pilih teknik sipil. dan semua itu gagal. ya mungkin saya ter opsesi dengan undip dan kota semarang, karena sudah banyak teman dari semarang dari pada di solo. setiap tahap saya lewati dan semuanya gagal. mungkin saya melupakan satu hal, yaitu dengan seorang ibu. maka dari itu saya mendatangi makam ibu untuk mendoakannya dan saya minta diberi petunjuk jalan pada allah. dan ketika saya lihat arsitektur UNNES masih dalam proses akreditasi, saya melihat peluang besar untuk menjadi salah satu mahasiswa arsitektur UNNES. setelah saya bertanya tentang pilihan saya, timbul perdebatan antara saya, ayah dan kakak saya tentang pilihan saya di arsitektur UNNES. Mungkin agak susah untuk meyakinkan mereka, terutama kakak saya, yang ingin saya menjadi seperti dia untuk kuliah di akutansi. Dan mungkin sudah jalannya saya untuk didunia gambar, alhamdulillah saya diterima di arsitektur UNNES.
sempat kaget dengan dunia arsitektur, yang biasanya pulang sekolah dapat PR di ganti PS. sekarang tidak bisa seperti itu, karena setiap tugas yang diberikan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakannya. Rasa malas, rasa putus asa pasti ada. Dan ketika itu muncul ku teringat betapa beruntungnya saya dapat melanjutkan kuliah. masalahnya saya belum tahu banyak tentang desain rumah ter update. karena waktu itu yang saya tahun, rumah rumah kuno dan rumah modern dengan desain arisiterktur belanda yang dimana setiap ruang mendapat cahaya alami secara maksimal.
setiap hari kujalani, dan setiap hari juga saya diajarkan bagaimana menggambar yang benar terkonsep. Di sini saya diajarkan cara menggambar berbagai macam sket gedung,
mengerti macam struktur bangunan, denah, kusen, atap, membuat maket dari
multipleks, dan banyak sekali yang lainnya. Semua itu tak hanya membuat saya mengerti ilmu dan seni yang akan dirancang dapam sebuah bengunan. sabar, mulai sudah terbiasa dengan sabar terhadap dosen dan asistensi mungkin. Menurut saya setiap orang memiliki keahlian masing masing, berhasil atau gagal, itu bagaimana cara orang itu mau belajar. serta ilmu itu tak ada gunanya jika tidak diamalkan, dan tidak boleh sombong dengan apa yang kita dapat. mungkin saat ini kita dibtuhkan orang lain, dan mungkin juga besok kita yang membutuhkan, karena hidup itu seoerti roda yang berputar, terkadang kita diatas, tak jarang juga kita dibawah.
Kamis, 03 April 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar